Menyibak Permasalahan Remaja yang Tidak Terlihat di Permukaan

- 9 Mei 2023, 11:04 WIB
Peserta didik PKBM Maleo saat menyimak penjelasan dari YAICI. (Photo by: Tim Dokumentasi YAICI)
Peserta didik PKBM Maleo saat menyimak penjelasan dari YAICI. (Photo by: Tim Dokumentasi YAICI) /

“Kelas sosial yang sangat dirasakan masyarakat di wilayah urban, dimana mereka sangat mudah terpapar dampak dari modernitas, terpapar informasi dan teknologi tapi di sisi lain juga mengalami hambatan-hambatan. Ini yang membuat kelompok ini lebih rentan putus sekolah,” papar Arif Hidayat.

Salah satu yang saat ini menjadi perhatian YAICI adalah anak-anak yang terdampak persoalan-persoalan sosial yang mempengaruhi pendidikan mereka di wilayah Tangerang Selatan. Sejak awal 2023 ini, YAICI berkolaborasi dengan Sekolah Maleo untuk memberikan pendampingan terhadap siswa-siswa di Sekolah Maleo.

Program pendampingan ini bertujuan untuk membantu siswa mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapinya, baik konflik dengan diri sendiri, keluarga ataupun pengaruh darti lingkungan sosial yang dapat mengganggu pendidikannya. Diantara metode yang dilakukan adalah assessment, metode peer counseling, group counseling, dan seminar counseling. Dalam hal ini, YAICI juga bekerjasama dengan para mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sekolah Maleo atau oleh warga sekitar juga dikenal sebagai Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Maleo saat ini menampung sekitar 126 siswa jenjang SMP dan SMA dari keluarga pra sejahtera ataupun anak-anak yang terancam putus sekolah karena berbagai alasan di wilayah Pondok Aren, Tangerang Selatan. PKBM Maleo menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat, dengan beasiswa penuh bagi masyarakat pra sejahtera. 

Ketua project Maleo sekaligus Guru Relawan PKBM Maleo, Hanni mengatakan banyak sekali permasalahan sosial-emosi yang ditemukan dalam diri siswa. Dengan kondisi pengajar yang berbasis relawan, sulit untuk melakukan pendampingan dan konseling terhadap mereka, apalagi secara terstruktur dan konsisten.

“Atas dasar itulah Sekolah Maleo menyambut project kerjasama dengan YAICI, karena artinya akan ada suatu program yang terencana dan tertata untuk membantu memenuhi kebutuhan sosial-emosional anak-anak kami,” ujarnya.

Lebih lanjut Hanni mengatakan bahwa seluruh remaja di Indonesia memiliki hak yang sama untuk menikmati layanan pendidikan formal maupun non formal di usia sekolahnya. Untuk memutus mata rantai persoalan remaja tersebut, dibutuhkan kolaborasi banyak pihak, salah satunya kerjasama yang dilakukan dengan YAICI. 

Halaman:

Editor: Yanto Tena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x