Ini Hal yang Perlu Diperhatikan Kala Menggunakan Mobil Listrik, Apa Saja? Yuk Simak

- 23 Januari 2024, 18:08 WIB
General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto saat memberikan paparan di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Senin, 22 Januari 2024.
General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto saat memberikan paparan di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Senin, 22 Januari 2024. /ANTARA/Lia Wanadriani Santosa/

SUMBA STORI - Waktu dan rencana perjalanan adalah dua hal yang perlu diperhatikan ketika seseorang memutuskan untuk menggunakan mobil listrik.

Demikian hal tersebut disampaikan General Manager Engineering Management Divisi PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Irwin Tristanto.

"Andaikata traveling, ke SPBU ngisi cuma dua menit tiga menit, selesai. Kalau BEV kan harus charging artinya ada yang harus di-sarcrifice waktunya customer. Nah memang behavior itu yang memang perlu disesuaikan," ujar dia di xEV Center, Karawang, Jawa Barat, Senin, 22 Januari 2024 seperti dikutip dari Antara.

Irwin menjelaskan bahwa pengguna mobil listrik harus merencanakan perjalanan mereka dengan mempertimbangkan jarak yang akan ditempuh dan memastikan bahwa baterai mobil memiliki daya yang cukup.

"Harus sudah lebih ter-planning mau ke mana. Dia bisa mengestimasi km tersisa berapa kan ada informasinya. Misalnya akan menempuh 100-200 km, baterai cukup enggak, artinya perlu di-charge. Amannya sampai rumah di-charge, itu pun kalau cukup. di rumah ada charging," jelasnya.

Membicarakan tentang proses pengisian daya untuk kendaraan listrik di lingkungan rumah, setidaknya dibutuhkan minimum kapasitas daya sebesar 3000 VA.

Bicara tentang signifikansi tindakan pengemudi dalam penggunaan mobil listrik, Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT TMMIN, juga berbagi pemikirannya dalam acara yang sama. Kemudian, dia mengungkapkan betapa pentingnya mengadopsi cara berkendara yang aman.

"Khusus untuk mobil listrik ini behavior harus berubah. Safety behavior juga harus lebih baik. Bicara mobil listrik bukan hanya mengenai nikelnya, mobilnya, tetapi harus berbicara mengenai orangnya," ujar dia yang juga berpendapat ke depannya diperlukan revolusi berkendara.

Bob Azam kemudian menyatakan bahwa di masa depan, ada kemungkinan kendaraan listrik akan menjadi opsi transportasi lain bagi masyarakat, khususnya di perkotaan.

Halaman:

Editor: Yanto Tena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x