5 Fakta Menarik dari Kampung Raja Prailiu di Sumba Timur

- 9 Maret 2024, 17:02 WIB
Seorang pria dan wanita mengenakan pakian adat Sumba disebuah rumah di Kampung Raja Prailiu Sumba Timur.
Seorang pria dan wanita mengenakan pakian adat Sumba disebuah rumah di Kampung Raja Prailiu Sumba Timur. /Sumba Stori/Yanto Tena/

Sebelumnya, Kampung Raja Prailiu dipimpin oleh Raja Umbu Njaka. Namun sayangnya, sejak meninggal pada tahun 2008, belum ada penunjukan penerus sebagai raja yang baru.

Tetapi, penduduk lokal masih sangat menghormati adat istiadat dan keyakinan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Tidak mengherankan, karena sejak masa penjajahan Belanda, kakek Tamu Umbu Njaka telah menolak untuk mengambil kekuasaan.

Setelah itu, Prailiu menyerahkan kekuasaan kerajaan kepada sanak saudara mereka yang berasal dari Lewa, Sumba Timur.

Pada saat ini, masih terdapat keturunan langsung dari Kerajaan Lewa Kambera yang tinggal di Kampung Raja Prailiu, seperti Tamu Umbu Pingi Ai dan Tamu Umbu Nggaba Rihi Eti.

2) Kubur Batu Megalitikum

Batu megalitikum yang ada di Sumba Timur bisa ditemukan di Kampung Raja Prailiu, Kecamatan Kambera.

Kubur batu tersebut juga dikenal sebagai reti iyang yang didekorasi dengan ukiran manusia, buaya, kura-kura, monyet, dan udang.

Reti bermakna tempat peristirahatan terakhir, sedangkan iyang merujuk pada jenis ikan di bahasa daerah.

Oleh karena itu, reti iyang dapat dijelaskan sebagai situs pemakaman yang memiliki hiasan berbentuk relief ikan.

Orang sering menggunakan ukiran pada kubur batu untuk menunjukkan kelas sosial seseorang. Di Sumba Timur, ada tiga kelas sosial, yaitu Maramba (raja atau bangsawan), Kabihu (kelompok bangsawan yang mendukung Maramba), dan Ata (pengikut dalam keluarga Maramba).

Halaman:

Editor: Yanto Tena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah