Mengenal Atraksi Pasola di Sumba, Berikut Jadwalnya Tahun Ini

1 Februari 2023, 18:35 WIB
Mengenal Atraksi Pasola di Sumba, Berikut Jadwalnya Tahun Ini /Sumba Stori/

SUMBA STORI - Jadwal atraksi Pasola tahun 2023 di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), telah ditetapkan.

Penetapan tersebut berdasarkan hasil rapat para Rato Nale, di Kecamatan Kodi, Kabupaten SBD, Provinsi NTT, pada Selasa 31 Januari 2023.

Berdasarkan hasil rapat tersebut atraksi Pasola di Kabupaten SBD akan diselenggarakan pada bulan Februari dan Maret.

Baca Juga: Chelsea Siap Datangkan Enzo Fernandez, Segini Gaji Yang Harus Dibayarkan, Tapi...

Berikut ini adalah jadwal atraksi Pasola tahun 2023, sebagai berikut:

1. Pasola ‌Homba Kalayo di Desa Waikaniny, Kecamatan Kodi Bangedo 11 Februari 2023.

2. ‌Pasola Bondo Kawango di Desa Pero Batang, Kecamatan Kodi, 13 Februari 2023.

Baca Juga: Sosialisasi Agrowisata Berkelas Internasional, Nugroho Berharap Lapas Waikabubak Jadi Ikon Sumba Barat

3. Pasola ‌Rara Winyo di Desa Ate Dolo, Kecamatan Kodi, 14 Februari 2023.

4. ‌Pasola Maliti Bondo Ate di Desa Maliti Bondo Ate, Kecamatan Kodi Bangedo, 13 Maret 2023.

5. ‌Pasola Waiha di Desa Waiha, Kecamatan Kodi Balaghar, 14 Maret 2023.

6. ‌Pasola Wainyapu di Desa Wainyapu, Kecamatan Kodi Balaghar, 15 Maret 2023.

Baca Juga: Wisata Air Terjun Waikelo Sawah, Daya Tarik dan Keindahan Alam Tiada Duanya

Sejarah Pasola

Pasola adalah permainan ketangkasan saling melempar lembing kayu dari atas kuda yang merupakan bagian dari upacara ritual Marapu.

Pasola diselenggarakan oleh orang Sumba bagian barat untuk merayakan musim tanam padi.

Pasola merupakan bentuk ritual untuk menghormati Marapu, mohon pengampunan, kemakmuran dan untuk hasil panen yang melimpah.

Baca Juga: Musrenbang Kecamatan Wanukaka, Bupati Sumba Barat: Hindari Perilaku Hidup Boros

Dilansir Sumbastori.com dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, sejarah asal usul Pasola menurut seorang Rato dari kampung adat Bukubani, diceritakan bahwa pada zaman dahulu ada dua orang laki-laki memperebutkan seorang gadis di tepi suatu pantai.

Gadis cantik jelita itu adalah Randapeda yang berasal dari kampung adat Bukubani, dan kedua laki-laki yang saling bertikai memperebutkan Randapeda yang cantik jelita tersebut adalah Roro dari Wekaroko dan Radungedo dari Galuwadu.

Pertengkaran tersebut diawali dengan saling mengejek dan menghina, dan selanjutnya mereka saling melemparkan pasir satu sama lain.

Baca Juga: 5 Manfaat Telur Puyuh Bagi Kesehatan, Nomor 3 Penting?

Karena kedua pemuda tersebut semakin emosi lalu kedua pemuda tersebut saling melemparkan batu.

Pertikaian yang terjadi di pantai tersebut semakin sengit dan memanas, akhirnya kedua pemuda tersebut saling melempar tombak satu sama lain.

Selang beberapa lama kemudian datanglah Rato Marapu melihat kejadian tersebut, karena dianggap sangat membahayakan lingkungan sekitarnya akhirnya Rato menyuruh kedua pemuda tersebut untuk berdamai dan diselesaikan secara adat.

Baca Juga: Mudah Kok! Ini 4 Cara Mewujudkan Impian dan Tujuan Keuangan

Lalu Rato tersebut menyuruh pemuda tersebut untuk pergi ke tanah lapang untuk melakukan perdamaian di sana dengan saling melemparkan kayu lembing bukan menggunakan tombak sambil menunggang kuda. Agar masalah tersebut dapat terselesaikan tanpa menimbulkan banyak korban jiwa.

Dengan melakukan perintah Rato tersebut, untuk saling melempar tombak sambil menunggang kuda, mereka dapat meluapkan emosi mereka dan bisa melakukan perdamaian.

Dalam acara perdamaian tersebut dilaksakan pemotongan babi, lalu babi tersebut dibagi dua dan dimasukkan ke dalam kain dan diberikan kepada kedua pemuda yang bertikai terebut sebagai symbol perdamaian.

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Sadis Ibu dan Anak Divonis Hukuman Mati

Rato yang mendamaikan kedua pemuda tersebut adalah Rato pertama dari desa Bokubani yang bernama Ratomangi sebagai Rato Nyale.

Pasola merupakan suatu bentuk aktivitas masyarakat yang sangat berhubungan dengan prosesi ritual dan kepercayaan masyarakatnya terutama Marapu.

Pasola secara simbolik merupakan suatu perwujudan yang meligitimasi keseluruhan aktivitas upacara yang tengah berjalan dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah ritual menyambut datangnya panen.

Baca Juga: Wagub Nae Soi: Nono Merupakan Generasi Berkualitas

Pasola merupakan suatu rangkaian upacara yag meminta berkah kesuburan lahan pertanian pada para leluhur dan Marapu (Widyatmika, 2013).

Oleh karena itu, keberadaan pasola sangat penting dalam sistem politik tradisional.

Pasola tidak hanya memperlihatkan sebuah atraksi dan pertarungan antar dua kelompok juga memperlihatkan kontestasi dan relasi kekuasaan yang masuk secara masif dalam setiap elit tradisional untuk memperkuat identitasnya sebagai suku yang bermartabat.

Baca Juga: Mobil Ini Cocok Untuk Pengusaha Hasilkan Cuan, Ternyata Ini Alasannya

Belakangan ini, keberadaan Pasola telah pula dimodifikasi sebagai sebuah pencitraan dengan mempromosikan Pasola sebagai simbol budaya Sumba yang memiliki keunikan sebagai destinasi wisata budaya di Pulau Sumba.

Pada umumnya, pelaksanaan Pasola hanya dilaksanakan di dua kabupaten yaitu di Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya.

Pasola di Kabupaten Sumba Barat di antaranya adalah Pasola Lamboya dan Pasola Wanokaka sedangkan Pasola di Kabupaten SBD di antaranya, Pasola Homba Kalayo di Kecamatan Kodi Bangedo, Pasola Bando Kawango di Kecamatan Kodi, Pasola Rara Winyo di kecamatan Kodi, Pasola Waiha di Kecamatan Kodi Balaghar, Pasola Wainyapu di Kecamatan Kodi Balaghar.***

Editor: Yanto Tena

Tags

Terkini

Terpopuler