Kaesang Akui Dirinya Produk Instan tapi Kenal Politik Sejak 2005: Saya Mau Gaya yang Berbeda

- 25 November 2023, 18:23 WIB
Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (kiri) bernyanyi bersama Giring Ganesha saat keduanya beserta rombongan dari PSI menyambangi Jalan Braga di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 7 Oktober 2023.
Ketua Umum DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (kiri) bernyanyi bersama Giring Ganesha saat keduanya beserta rombongan dari PSI menyambangi Jalan Braga di Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu, 7 Oktober 2023. /ANTARA/Genta Tenri Mawangi./

SUMBA STORI - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep mengakui dirinya merupakan produk instan karena hanya memiliki sedikit waktu resmi menjadi anggota PSI dan langsung menjadi ketua umum partai tersebut.

Namun Kaesang menjelaskan kepada perwakilan kelompok pemuda mahasiswa di Sorong, Papua Barat Daya pada hari Sabtu, 25 November 2023 bahwa ia telah mengenal politik sejak tahun 2005, terutama ketika ayahnya, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi), terpilih sebagai Wali Kota Surakarta.

"Saya instan gak? Instan, saya harus akui saya sendiri juga sama, tetapi saya mau membela diri, mau bagaimana pun di media, susah. Tetapi di satu sisi, saya ini sudah terpapar dengan dunia politik sejak 2005 sejak ayah saya menjadi Wali Kota dan sampai sekarang 2023 menjadi (Presiden, red.) berarti sudah 18 tahun," kata Kaesang saat menanggapi pertanyaan mahasiswa mengenai isu calon anggota legislatif (caleg) yang diusulkan secara instan atau terlalu cepat oleh partai.

Kaesang menjelaskan, hal penting yang ia pelajari dalam dunia politik adalah komunikasi. Hal itu ia lihat langsung ketika Presiden Jokowi yang menjabat Wali Kota Surakarta pada 2005 lalu mencoba merelokasi pedagang kaki lima (PKL) dari Banjarsar ke pasar Klitika Notoharjo Surakarta.

"Bapak saya kasih tahu, belajar untuk berkomunikasi, mau itu di dunia politik, mau itu di dunia bisnis terserah kamu. Yang penting ini masalah komunikasi kita ke masyarakat. Bapak saya menggunakan komunikasi itu saat proses relokasi pasar, dipindah ke Pasar Klitikan. Nah, itu bukan sebuah hal yang mudah untuk memindahkan," papar Kaesang.

Pendekatan yang dilakukan melalui kontak langsung dengan pedagang kaki lima dan pedagang pasar Klitikan ini juga gencar dilakukan Jokowi saat itu. Saat itu, ia rutin mengundang makan dan berdialog dengan para pengusaha selama kurang lebih 7 bulan. Setidaknya 50 pertemuan lagi dilakukan antara Jokowi dan para pengusaha sebelum akhirnya tercapai kesepakatan mengenai kebijakan migrasi.

"Saya belajar dari situ, ketika kita mau menginginkan sesuatu yang mana itu baik untuk semua orang, yang kita lakukan adalah komunikasi walaupun itu membutuhkan waktu yang cukup lama," tutur Ketua Umum PSI.

Kaesang melanjutkan dia memang terlihat "instan", tetapi sebetulnya dia mempelajari politik dari ayahnya, termasuk saat ayahnya menjabat sebagai Presiden RI dua periode (2014–2019 dan 2019–2024).

Halaman:

Editor: Yanto Tena

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah