Ketertinggalan Sumba Barat Daya hingga Saat Ini Karena Pemimpinnya Buta dan Tuli

- 24 Maret 2024, 16:52 WIB
Ilustrasi kemiskinan.
Ilustrasi kemiskinan. /Pikiran Rakyat/Tommi Andryandy/

4. Tidak Adanya Pengembangan Ekonomi yang Berkelanjutan

Pengembangan ekonomi yang berkelanjutan masih menjadi tantangan besar di Sumba Barat Daya.

Kurangnya diversifikasi ekonomi dan ketergantungan pada sektor pertanian tradisional menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan kurangnya lapangan kerja yang layak.

5. Ketidakadilan Sosial dan Ketimpangan Ekonomi

Ketidakadilan sosial dan ketimpangan ekonomi juga menjadi faktor yang memperburuk ketertinggalan di Sumba Barat Daya. Kurangnya akses terhadap layanan dasar dan peluang ekonomi sering kali mengakibatkan perpecahan sosial dan ketegangan dalam masyarakat.

6. Kurangnya Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat

Pemimpin yang buta dan tuli cenderung tidak memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

Kurangnya partisipasi dan keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan juga menjadi hambatan dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

Untuk mengatasi ketertinggalan ini, langkah-langkah perbaikan yang komprehensif dan berkelanjutan diperlukan. Ini termasuk perluasan akses terhadap layanan dasar, peningkatan infrastruktur, peningkatan investasi dalam pendidikan dan kesehatan, pengembangan ekonomi yang berkelanjutan, peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, serta perbaikan tata kelola dan kepemimpinan yang lebih efektif dan akuntabel.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Sumba Barat Daya dapat mengatasi ketertinggalan dan mencapai potensi penuhnya sebagai salah satu daerah yang kaya akan budaya dan sumber daya alam.***

Halaman:

Editor: Yanto Tena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x