SUMBA STORI - Kue tradisional khas Indonesia yang satu ini memiliki banyak penggemar dari berbagai kalangan baik usia muda maupun tua. Serabi juga mudah ditemui di pasar maupun di toko jajanan.
Serabi bahkan dijuluki sebagai ‘pancake’-nya Indonesia, karena kemiripan dari segi bentuk ukuran, tekstur, dan rasa.
Jika pancake dibuat menggunakan bahan dasar tepung dan telur, adonan serabi dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, tepung beras, dan santan kelapa.
Serabi juga baru-baru ini masuk dalam jajaran 50 jajanan kaki lima terbaik di dunia versi Taste Atlas.
Baca Juga: Gubernur NTT Minta Puskesmas Kori Segera Data Antropometri
Serabi berada di posisi 41, bersama jajanan Indonesia lain seperti Bubur ayam (posisi 13), Pempek (posisi 37), dan pisang goreng (posisi 40).
Asal Kata Serabi
Meski terlihat terinspirasi dari pancake, namun konon katanya serabi telah menjadi kuliner tradisional khas sejak tahun 1923.
Bahkan, kata serabi juga konon diserap dari bahasa Sunda yaitu "sura" yang dalam bahasa Indonesia berarti “besar”.
Memiliki Banyak Varian Rasa
Baca Juga: Panen Jagung TJPS di SBD, Gubernur NTT: Kita Akan Bantu Dengan Mesin Pemipil
Serabi tradisional biasanya memiliki dua rasa utama, yaitu manis dan asin. Rasa manis ini didapat dari penggunaan gula merah cair, sedangkan rasa asin biasanya berasal dari penggunaan oncom sebagai topping.
Namun kini demi menyesuaikan zaman dan lidah modern, sudah banyak penjual yang menyediakan topping dan rasa kekinian seperti cokelat, keju, stroberi, durian.
Pembuatannya Masih Tradisional
Di tengah zaman yang sudah modern, serabi tetap dimasak secara tradisional untuk mempertahankan rasa yang otentik dan wangi yang khas.
Dua alat yang menjadi ciri khas dalam pembuatan serabi adalah tungku dan wadah memasak dari tanah liat, yang dibakar dengan arang.
Baca Juga: Polisi Tangkap 4 Pelaku Curanmor di Sumba Timur
Beberapa daerah Indonesia punya banyak varian serabi
Ada dua daerah yang terkenal dengan serabinya, yaitu Kota Solo dan Bandung. Meski sama-sama serabi, namun serabi dari dua kota ini memiliki perbedaan yang cukup mencolok.
Perbedaan yang paling besar adalah dari bahan dasar pembuatnya. Serabi (atau surabi) Bandung menggunakan tepung terigu, sedangkan serabi Solo menggunakan tepung beras.
Baca Juga: PLN dan Jepang Kolaborasi untuk Akselerasi Program Transisi Energi, Lewat Mekanisme ETM dan JETP
Ini yang membuat serabi Solo memiliki tekstur yang lebih kering jika dibandingkan dengan surabi Bandung.
Dari tampilannya juga berbeda. Jika serabi Solo berbentuk bulat yang pipih, dan memiliki pinggiran cokelat yang tipis dan renyah.
Bentuknya pipih ini membuat serabi Solo sering disajikan dengan cara digulung bersama balutan daun pisang.
Baca Juga: Cegah Risiko Kesehatan pada Remaja, Al Wildan Islamic School Berikan Edukasi Gizi untuk Siswanya
Sedangkan bentuk surabi lebih tebal mengembang tanpa pinggiran dan juga lebih berongga.
Berbeda dengan Solo dan Bandung, di daerah Jawa Timur seperti Surabaya dan sekitarnya, varian serabi yang sering ditemui adalah disajikan dengan kuah santan manis.
Jajanan serupa pancake sebenarnya gak hanya serabi saja. Pasti kamu familiar dengan jajanan seperti crepes (Prancis), Hotteok (Korea Selatan), atau Dosas (India).
Kalau kamu sendiri lebih doyan serabi Solo atau surabi Bandung, nih?***
Simak berita terupdate lainnya di Sumba Stori dengan KLIK DI SINI.