SUMBA STORI - Pulau Sumba di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki sejumlah situs warisan budaya nenek moyang, adat istiadat yang unik dan berharga.
Pulau Sumba memiliki bentangan alam yang didominasi padang rumput dan kaya akan keragaman hayati, bahkan Sumba memiliki tujuan pariwisata.
Kendati demikian, beberapa warisan nenek moyang Sumba telah menghadapi ancaman kepunahan seiring dengan kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan lingkungan, bahkan nilai tradisional Sumba pun telah hilang.
Baca Juga: Yulius Nipu Terpilih Sebagai Ketua Panitia KSN PMKRI di Denpasar
Pada tahun 2022 lalu, Sumba masuk dalam 25 situs budaya yang terancam punah yang dirilis The World Monument Watch sebuah organisasi nirlaba yang menyoroti situs bersejarah dan budaya yang terancam di seluruh dunia.
Berikut 5 warisan nenek moyang Sumba yang hampir punah dirangkum Sumbastori.com, pada Sabtu, 15 Juli 2023, sebagai berikut:
1. Rumah Adat Sumba
Sumba terkenal dengan rumah adatnya yang berbentuk arsitektur kuno, dengan atap alang membuat rumah adat Sumba terlihat menarik.
Baca Juga: Ini 5 Pria di Indonesia yang Memiliki Banyak Istri, Nomor 4 Ada di Sumba
Namun dengan modernisasi dengan adanya seng, rumah adat Sumba hampir punah dan kurang peminat.
2. Kuburan Megalitik
Kuburan megalitik Sumba mudah ditemukan di setiap rumah warga maupun di perkampungan adat. Kuburan megalitik merupakan warisan leluhur.
Kuburan ini selalu dibuat besar dan megah, selain sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur juga sebagai sebagai cerminan kebesaran dan kebangsawanan pemiliknya.
Baca Juga: Luar Biasa, Produk Tradisional Khas Indonesia Bisa Jadi Merek Internasional
Namun demikian, dengan modernisasi dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, tradisi penguburan megalitik sekarang ini jarang terlihat.
3. Tenun Ikat
Sumba terkenal dengan tenun ikatnya yang menarik dan unik. Namun belakangan ini, produksi tenun ikat tradisional mulai berkurang.
Penenun yang memahami nilai-nilai atau filosofi dari kain tenun di Sumba kian langka, dari 476 orang penenun yang terdata, hanya 19 orang yang memahami filosofi dari kain tenun.
Baca Juga: KMK St Yohanes Rasul Universitas Warmadewa Gelar Pagelaran Seni 2023, Ini Tujuannya
Pada hal tenun merupakan sebuah mahakarya, mempunyai kearifan, filosofi yang begitu tinggi di masyarakat.
4. Seni Ukiran Batu
Sumba terkenal dengan tradisi ukir batu megalitik yang luar biasa seperti mengukir baru kubur dan patung.
Eksistensi seni ukir batu ini memiliki kaitan erat dengan strata kelas dan prestise sosial. Namun, seni ukir batu ini hampir punah karena kurangnya dukungan dan minat.
Baca Juga: Profil Biodata Vinsensius Malo Ngongo, Mantan Kepala Desa yang Kini Maju Calon DPRD Kabupaten SBD
5. Upacara Adat Marapu
Marapu adalah sebuah kepercayaan lokal yang dianut oleh masyarakat Sumba. Penganut kepercayaan ini meyakini bahwa roh leluhur masih hidup dan mampu menjaga dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi penganut kepercayaan ini selalu melakukan upacara adat, pemujaan terhadap leluhur, dan praktik-praktik spritual.
Namun, dengan perkembangan zaman yang semakin maju, kegiatan-kegiatan Marapu belakangan ini mulai berkurang.
Nah, untuk melestarikan warisan nenek moyang Sumba agar tidak terancam punah, diperlukan kerja sama yang baik. Tentunya harus menempuh berbagai macam cara seperti pendidikan dan budaya harus berjalan seimbang.
Baik di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Pendidikan kepercayaan Marapu bagi penganut kepercayaan Marapu harus dilaksanakan di tingkat sekolah dasar.
Simak berita terupdate lainnya di Sumba Stori dengan KLIK DI SINI.