Network
SUMBA STORI - Pemerintah telah mengumumkan kehati-hatian terhadap fenomena El Nino sejak bulan Agustus 2023. Namun, hingga bulan September 2023, harga beras malah terus naik sedangkan persediaan beras terus berkurang.
Menurut Arief Anshory Yusuf, seorang pakar ekonomi dari Universitas Padjadjaran, pemerintah disarankan untuk mengambil kebijakan yang didasarkan pada analisis ilmiah karena masalah tersebut belum diatasi dengan baik.
Kata Arief Anshory Yusuf, tindakan yang disebut kebijakan berbasis ilmiah harus segera dilakukan mengingat situasi yang semakin mempengaruhi masyarakat.
"Pemerintah harus segera menganalisis dengan lebih teliti. Kumpulkan pakar meteorologi, perkirakan secara ilmiah, juga pakar pertanian dan ekonomi untuk memproyeksikan bagaimana dampaknya. Ini yang disebut science-based policy respons," katanya dikutip Pikiran-Rakyat.com, pada Kamis, 14 September 2023.
Sebelumnya, pada bulan Agustus 2023, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian mengungkapkan instruksi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait langkah strategis guna mengatasi masalah pasokan beras di wilayah tersebut.
Pertama, pihak otoritas setempat harus memiliki pengetahuan tentang atau mengawasi daerah-daerah penghasil beras yang mengalami kekeringan, sehingga mengakibatkan penurunan produksi beras di dalam negeri.
Selanjutnya kedua, pemerintah daerah harus melakukan pemantauan terhadap daerah yang mengalami kelangkaan beras dan peningkatan harga beras.
Terakhir ketiga, pemerintah daerah perlu melakukan campur tangan dalam daerah yang menghadapi kondisi-kondisi tersebut dan strategi penangannya disesuaikan dengan situasi yang ada di setiap daerah. Wilayah yang persediaan berasnya masih memadai tidak dianggap perlu dilakukan campur tangan.
