Soal Konflik Palestina dan Israel, PMKRI Waingapu Ingatkan Jokowi Tidak Berpihak pada Satu Negara

- 9 November 2023, 17:08 WIB
Pengurus PMKRI Cabang Waingapu.
Pengurus PMKRI Cabang Waingapu. /Sumba Stori/Joko Godo Kadu/

Selama 24 jam terakhir, pihak kementerian itu melaporkan bahwa serangan udara Israel yang menyasar tempat penampungan dan rumah sakit telah mengakibatkan puluhan orang tewas dan luka-luka.

Pada Kamis, 2 November 2023, tentara Israel mengepung Gaza City dan kamp Jabalia, dan terus melancarkan serangan di sejumlah titik di bagian selatan kota itu. Para pengungsi Palestina mengaku bahwa kehidupan mereka bagaikan di "neraka yang tak tertahankan tanpa makanan dan air, di mana mayat bergelimpangan" dan gempuran serangan udara serta bombardir terus-menerus terjadi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa ratusan ribu warga Gaza telah mengungsi ke bagian selatan daerah kantong tersebut, sementara ratusan ribu orang lainnya masih terjebak di sejumlah rumah sakit dan tempat penampungan yang berada dekat dengan garis depan antara tentara Israel dan pejuang Hamas serta faksi-faksi bersenjata Palestina lainnya.

Selama sebulan penuh sejak konflik mematikan tersebut pecah, jumlah korban tewas dari pihak Palestina di Gaza telah bertambah menjadi 10.328 orang, termasuk 4.237 anak-anak, 2.719 wanita, dan 631 lansia, sementara jumlah korban tewas dari pihak Israel mencapai lebih dari 1.400 orang dan ribuan orang lainnya luka-luka, menurut data statistik resmi dari masing-masing pihak.

Israel memutus pasokan bahan bakar, listrik, makanan, dan air ke Gaza sebagai bentuk hukuman terhadap Gaza setelah Hamas, penguasa daerah kantong tersebut, melancarkan serangan mendadak ke kota-kota perbatasan Israel pada awal Oktober lalu.

Seorang wanita yang mengidentifikasi dirinya sebagai Um Tawfiq menuturkan, "kami tidak dapat menemukan makanan atau air. Harga-harga tinggi, dan kami tidak memiliki uang atau pemasukan."

Distribusi makanan dan pasokan medis di bagian selatan Gaza menjadi terganggu di tengah meningkatnya kebutuhan warga. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) terus bekerja demi memenuhi kebutuhan para pengungsi.

Upaya UNRWA untuk membatasi distribusi tepung terigu ke toko-toko roti dan menjualnya kepada warga dengan harga yang lebih murah telah membantu meringankan sebagian penderitaan warga Palestina.

Waleed Mahanna, yang berasal dari Gaza dan kini tinggal bersama kerabatnya di Rafah, mengatakan, "setiap hari, saya harus berdiri mengantre sejak fajar hingga siang hari demi membeli sepotong roti."

"Ini adalah situasi tidak manusiawi terburuk yang dapat dialami seseorang," ujarnya.***

Halaman:

Editor: Yanto Tena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah