Renungan Harian Katolik Minggu 26 Maret 2023, Akulah Kebangkitan dan Hidup

- 26 Maret 2023, 19:38 WIB
Renungan Harian Katolik Minggu 26 Maret 2023, Akulah Kebangkitan dan Hidup.
Renungan Harian Katolik Minggu 26 Maret 2023, Akulah Kebangkitan dan Hidup. /Renungan Harian Katolik/

SUMBA STORI - Yohanes 11:1-45, Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria adalah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya.

Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus, “Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit.” Mendengar kabar itu Yesus berkata, “Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan.”

Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya serta Lazarus. Namun setelah mendengarnya bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada; tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya, “Mari kita kembali lagi ke Yudea.”

Baca Juga: Tak Main-main Masyarakat Mandungo Langsung Datangi DPRD SBD, Minta Lakukan Ini, Siap-siap

Murid-murid itu berkata kepada-Nya, “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau; masihkah Engkau mau kembali ke sana?” Jawab Yesus, “Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini.

Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya.” Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Yesus berkata kepada mereka, “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya.”

Maka kata murid-murid itu kepada-Nya, “Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh.” Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa.

Baca Juga: REC Makin Diakui, Pengembang Properti Besar Indonesia Bakal Serap 613 MWH Listrik Hijau PLN

Karena itu Yesus berkata dengan terus terang, “Lazarus sudah mati. Tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya.

Marilah sekarang kita pergi kepadanya!” Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia.”

Ketika Yesus tiba di Betania, didapati-Nya Lazarus telah empat hari terbaring di dalam kubur. Betania itu tidak jauh dari Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang untuk menghibur Marta dan Maria berhubung dengan kematian saudaranya.

Baca Juga: Rambut Cepat Putih, Ini 7 Cara Menghitamkan Secara Alami

Ketika Marta mendengar bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.

Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya.” Kata Yesus kepada Marta, “Saudaramu akan bangkit.” Kata Marta kepada-Nya, “Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”

Jawab Yesus, “Akulah kebangkitan dan hidup. Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati; dan setiap orang yang hidup serta percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.

Baca Juga: Peduli Kesehatan Masyarakat, Pemdes Kalena Wanno Gandeng Puskesmas Watu Kawula bagi Kelambu Gratis!

Percayakah engkau akan hal ini?” Jawab Marta, “Ya Tuhan, aku percaya bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia.” Sesudah berkata demikian, Marta pergi memanggil saudaranya Maria, dan berbisik kepadanya, “Guru ada di sana, dan Ia memanggil engkau.”

Mendengar itu, Maria segera bangkit, lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai-Nya.

Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama Maria di rumah itu untuk menghiburnya melihat Maria tiba-tiba bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.

Baca Juga: Sosok Ini Diciduk Polisi, Terancam Mendekam Dalam Penjara Seumur Hidup, Awalnya Tak Disangka

Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah Maria di depan kaki Yesus dan berkata kepada-Nya, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati.”

Ketika Yesus melihat Maria menangis, dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata, “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab mereka, “Tuhan, marilah dan lihatlah!” Maka menangislah Yesus.

Kata orang-orang Yahudi, “Lihatlah, betapa besar kasih-Nya kepadanya!” Tetapi beberapa orang di antaranya berkata, “Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak mampukah Ia bertindak sehingga orang ini tidak mati?” Makin masygullah hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu.

Baca Juga: Simak Ini Jadwal Pencairan PIP Pertahun, Cair Berapa Kali? CEK DI SINI

Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. Kata Yesus, “Angkatlah batu itu!” Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada Yesus, “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati.”

Jawab Yesus, “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya, engkau akan melihat kemuliaan Allah?” Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata, “Bapa, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.

Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku. Tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri mengelilingi Aku ini, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”

Baca Juga: Kenalin di Mensos, Gadis Asal NTT Nekat Temui Kenalan Barunya di Kalimantan

Sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras, “Lazarus, marilah ke luar!” Orang yang mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kafan, dan mukanya tertutup dengan kain peluh.

Kata Yesus kepada mereka, “Bukalah kain-kain itu, dan biarkan ia pergi.” Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya.

Renungan Harian Katolik Minggu 26 Maret 2023

Baca Juga: Cara Praktis Membuat Kolak untuk Berbuka Bersama Puasa Ramadan

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Katolik Minggu 26 Maret 2023 ini kita merenungkan bacaan-bacaan Kitab Suci dan Bacaan Injil hari ini Minggu 26 Maret 2023. Dalam Bacaan Injil Hari ini Yohanes 11:1-45 kita diajarkan untuk percaya dan bersyukur.

Apakah kita pernah mengalami suatu keadaan yang sangat sulit. Begitu sulitnya sampai kita betul-betul merasa putus asa. Perasaan yang muncul saat itu ialah sedih, kecewa dan bingung.

Sedih, karena mengapa hal itu bisa terjadi pada diri saya. Kecewa, karena merasa sendiri, tidak ada yang mau peduli. Bingung, karena tidak tahu harus berbuat apa.

Baca Juga: Takjil Buka Puasa Selama Bulan Ramadan, Resep Bala-bala Wajib Dicoba?

Maria dan Martha, dalam bacaan Injil Minggu ini, merasakan juga kondisi sulit, seperti apa yang pernah saya rasakan. Pertama, mereka sangat sedih, karena kematian saudaranya, Lazarus.

Padahal dalam padangan orang Israel, laki-laki merupakan harapan sekaligus penyangga kehidupan dalam keluarga. Kedua, mereka kecewa terhadap Yesus, karena saat Lazarus dalam keadaan sakit, Maria dan Martha telah mengirim berita kepada Yesus supaya ia datang.

Akan tetapi Yesus malah dengan sengaja menunda ke Betania dan menetap dua hari lagi di seberang sungai Yordan; Kekecewaan itu sangat nampak dalam ungkapan Martha saat bertemu Yesus: “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati”.

Baca Juga: Cek DI SINI Harga Tiket Pesawat Tambolaka-Denpasar Untuk Besok, Wings Air Terbang Langsung

Ketiga, mereka bingung, ketika Yesus mengatalan “Angkat batu itu!” di depan makam Lazarus. Yesus itu sebenarnya mau ngapain tho, lha wong Lazarus sudah mati kok, malah disuruh buka batu penutup makam. Kebingungan ini nampak sangat jelas dalam kata-kata Martha: “Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati”.

Dalam Situasi yang tidak mengenakkan terjadi dalam hidup kita, secara manusiawi kita akan memberontak, menyalahkan keadaaan bahkan menyalahkan Tuhan.

Namun jika terjadi sebaliknya; dimana kita diberkati dengan rejeki melimpah, anak-anak kita sukses, naik jabatan, dihormati dan disegani orang; seringkali kita menganggap semua itu karena hasil jeri payah dan usaha kita.

Baca Juga: Berikut 26 Ucapan Menyambut Ramadan 2023 dan Buka Puasa

Kita lupa bersyukur pada Tuhan dan mengikuti apapun yang mau menjadi kehendak-Nya. Yesus mau supaya kita belajar serta mengasah diri untuk percaya dan bersyukur.

Doa

Tuhan dan Allah kami, Putra-Mu telah menyerahkan Diri-Nya sampai wafat, karena kasih-Nya kepada kami. Kami mohon, semoga berkat bantuan-Mu kami hidup dan bertindak penuh semangat dalam kasih yang sama.

Baca Juga: Sudah Dua Minggu Disurati Kejari Waikabubak, Inspektorat Belum Ada Tindakan Terkait Kasus Dugaan Korupsi Kades

Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.***

Simak berita terupdate lainnya di Sumba Stori dengan KLIK DI SINI.

Editor: Yanto Tena

Sumber: Renungan Harian Katolik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x