Gibran Singgung Pajak Karbon sebagai Strategi Pembangunan Berkeadilan

- 21 Januari 2024, 23:56 WIB
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pandangannya saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024.
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pandangannya saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. /ANTARA FOTO//M Risyal Hidayat/tom/pri/

SUMBA STORI - Calon Wakil Presiden (Cawapres) RI Gibran Rakabuming Raka, menjelaskan bahwa penting untuk menerapkan kebijakan pajak karbon sebagai salah satu strategi untuk memprioritaskan pembangunan rendah karbon yang adil.

Pada segmen debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024, Gibran mengungkapkan bahwa untuk mencapai net zero emisi pada tahun 2060, diperlukan transisi energi yang berkelanjutan dari energi fosil ke energi berbasis nabati.

"Jika kita bicara masalah karbon, tentunya kita harus menyinggung pajak karbon, carbon storage, dan carbon capture," ujar Gibran dikutip dari Antara.

Agenda yang akan datang, menurutnya, perlu mendorong peralihan ke sumber energi hijau. Indonesia perlu mengurangi ketergantungannya terhadap energi fosil.

"Kita dorong terus energi hijau bersumber nabati seperti bioetanol, bioavtur, sekarang sudah terbukti dengan adanya B35 dan B40 ini sudah mampu menurunkan nilai impor minyak kita, nilai tambah produksi sawit dalam negeri, dan lebih ramah lingkungan," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Gibran menyebut bahwa tugas yang sulit baginya adalah menemukan keseimbangan antara melindungi lingkungan dan meningkatkan produktivitas, yang meliputi upaya hilirisasi.

"Kita ingin menggenjot hilirisasi industri, tetapi kita wajib menjaga kelestarian lingkungan. Kita ingin meningkatkan produktivitas petani dan maritim, tetapi kita juga ingin menjaga keseimbangan alam," katanya.

Menurut Gibran, dalam pelaksanaannya, adalah wajib untuk melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Demikian juga analisis lingkungan dan sustainability report.

"Jangan sampai alih fungsi lahan yang sekiranya merugikan pengusaha lokal, UMKM lokal, ataupun masyarakat adat setempat, sekali lagi potensi energi baru terbarukan luar biasa sekali. Ada energi surya, angin, bioenergi, panas bumi, kita punya potensi yang besar 3.686 gigawatt," kata Gibran.

Halaman:

Editor: Yanto Tena

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah