"Mudah-mudahan dengan adanya pertanian jagung manis dan pepaya di Mauhau ini yang telah merasakan manfaat Program Electrifying Agriculture PLN menginspirasi petani-petani lain di Pulau Sumba," katanya.
Sementara itu, Marthen Manu, petani jagung dan pepaya yang memanfaatkan program itu mengatakan pasokan listrik untuk mesin pompa air berdampak pada efisiensi biaya produksi pertanian.
Baca Juga: Kapolsek Wanukaka Pantauan Langsung Kegiatan Pengabdian Masyarakat Prodi Keperawatan Waikabubak
Ia menjelaskan ketika menggunakan mesin pompa air yang berbahan bakar minyak menghabiskan biaya mencapai Rp700 ribu/bulan untuk empat kali panen dalam setahun, sedangkan dengan menggunakan pompa listrik membutuhkan biaya sekitar Rp450 ribu sampai Rp500 ribu.
"Jadi pengeluaran untuk biaya produksi bisa ditekan sehingga keuntungan yang kami dapat dari hasil panen juga lebih besar," katanya.
Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan PLN tersebut serta berharap semakin banyak petani lain di daerah setempat yang bisa menikmati manfaat dari program tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan.***
Simak berita terupdate lainnya di Sumba Stori dengan KLIK DI SINI.