Network
Terkait dengan tugas dan fungsi para penyuluh agama, Kakankemenag Sipri mengatakan bahwa penyuluh agama adalah corong untuk membangun bangsa dan negara melalui bahasa agama. Secara nyata diejawantahkan dalam keberadaannya di tengah umat atau pun bersama pastor paroki.
Kakankemenag Siprianus meminta para penyuluh agama tidak sekedar memberi sejumlah informasi berkaitan dengan kebenaran ajaran iman atau agama, tetapi serentak dengan itu menuntun umat beragama agar menghayati kebenaran tersebut, yang diimbangi tanggungjawab moral terhadap pembangunan bangsa melalui beragama yang tidak terlepas dari nilai kedamaian.
“Mengingat bahwa keberadaan para penyuluh agama sebagai representasi dan corong pembangunan bangsa, maka penting para penyuluh agama katolik harus memiliki beberapa kompetensi antara lain harus memiliki kompetensi substansial yakni kemampuan mengolah bahasa yang menarik dan efektif melalui public speaking yang baik dan bahasa improvisasi yang baik pula. Selain itu kompetensi yang harus dimiliki seorang penyuluh adalah kompetensi, sosial, komunikasi dan moral,” jelas Sipri.
“Kami berharap, penyuluh terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait moderasi beragama dan mampu mentransformasikan bimbingan keagamaan melalui platform digital yang ada sehingga mampu memberikan kajian ilmu dan pemahaman agama serta menanamkan pada kelompok binaan untuk tidak berlebihan dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama,” imbuhnya.
Hadir dalam pembukaan kegiatan, Kepala Seksi Bimas Katolik, para Narasumber, peserta kegiatan dan seluruh staf seksi Bimas Katolik.***
